Cari disini...

Jumat, 15 Mei 2009

Mendengar dan Mempertinggi Rasa

Sebermula hati dan lubuk jiwa adalah perbendaharaan segala rahasia dan gudang dari permata yang mahal-mahal.

permata-permata disimpan di sana, laksana api yang disimpan di dalam besi dan batu api. disembunyikan bagaikan air yang disimpan oleh tanah dan lumpur. jalan untuk mengorak persembunyiannya, tidak lain kecuali dengan cetusan pendengaran. terusan yang akan dilaluinya menuju lubuk jiwa tidak lain dari serambi telinga. irama-irama yang seimbang dan enak didengar, akan membongkar kandungannya, lalu melahirkan kebaikan atau keburukan isi jiwa.

apa yang keluar dari hati ketika tergugah, itulah dia isinya! sebagaimana bejana yang digoncang, maka keluar memercik tentulah isinya.

pendengaran bagi hati adalah pencetus yang tepat dan timbangan yang pandai bercakap. manakala suatu getaran pendengaran sampai ke dalam hati, bergeraklah di dalamnya apa-apa yang berpengaruh disitu. apabila hati yang memang menurut tabiatnya dapat digugah pendengaran, lalu melahirkan kandungannya, menampakkan keburukannya dan kebaikannya, maka dalam pembicaraan dan mempertinggi rasa, perlulah dijelaskan apa-apa faedah dan bahayanya, cara dan adabnya. juga akan diterangkan pertikaian pendapat para ulama tentang mana yang dilarang dan mana yang dibolehkan pada kedua bidang itu.

semuanya akan diuraikan di dalam dua bab. bab pertama, Bolehkah deklamasi/nyanyi atau tidak, Bab 2 Tentang adab mendengar, pengaruhnya di dalam hati berupa gelora rasa, dan pengaruhnya pada anggota lahir dengan menari-nari, berteriak, atau merobek-robek pakaian.

Tidak ada komentar: