Cari disini...

Jumat, 15 Mei 2009

Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar terhadap Penguasa

Adapun taraf ama-nahi itu terbagi atas empat, yaitu:pertama, memberi penerangan, kedua, menasehati, ketiga, mengasari, dan keempat, memaksakan larangan dan membawa kepada kebenaran, dengan memukul dan menghukum.

diantara semua taraf ini yang harus dilakukan rakyat terhadap penguasa hanyalah dua taraf yang pertama, yaitu memberi penerangan dan menasehati.

melarang dengan kekerasan, bukanlah tugas rakyat biasa, sebab mungkin menimbulkan kekacauan dan huru-hara, sehingga kerusakan yang timbul oleh tindakan ini akan lebih banyak dari kebaikannya.

tentang mengasari, umpamanya dengan ucapan; " WAHAI ORANG ZALIM, "PENGUASA YANG TIDAK TAKUT KEPADA ALLAH", atau lainnya yang senada dengan itu. adalah menurut keadaan. sekiranya akan menimbulkan keributan yang membahayakan orang lain, tidaklah boleh dilakukan. tapi jika yang terancam hanya diri kita saja, bolehlah dilakukan, malahan sunat melakukannya.

para Salaf biasa menghadang bahaya dan terus terang membantah kejahatan, tanpa memperdulikan derita dan siksa yang akan menimpa diri, sebab mereka yakin bahwa korban yang jatuh dalam hal itu adalah syahid.

Rasulullah SAW bersabda: "syuhada yang paling unggul adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, kemudian seorang pria yang tampil ke depan Imam (penguasa), lalu disuruh dan dicegahnya karena Allah, dan dia dihukum bunuh oleh penguasa itu, karena tindakan ini."

beliau bersabda pula: "jihad yang paling utama adalah mengucapkan kata kebenaran kepada penguasa yang menyeleweng."

Nabi SAW telah melukiskan Umar ibnul Khatab sebagai berikut:
"laksana bertanduk besi, tidak pernah gentar di jalan Allah, dan tidak dapat ditawar untuk tidak mengatakan kebenaran, seorang yang tiada taranya.

karena orang-orang utama berhati pekat dalam agama, tahu bahwa kata-kata yang paling utama adalah kata kebenaran dihadapan penguasa zalim, dan bahwa orang yang mengatakan kebenaran itu apabila terbunuh adalah mati syahid, seperti tertera dalam hadist, maka mereka lalu menempuh jalan itu dengan ketetapan hati menghadapi malapetaka, menderita serba macam siksaan. semuanya mereka derita dengan sabar dan tekad yang tak tergoncang, semata-mata karena Allah.

mereka bertindak amar-nahi dengan menyerahkan jiwa dan raganya dijalan Allah dengan menunjuki penguasa-penguasa , menganjurkan mereka supaya berbuat kebajikan dan mencegah mereka dari kejahatan.

Tidak ada komentar: