Cari disini...

Senin, 09 Juni 2008

Saatnya televisi swasta nasional dihapuskan demi menggairahkan aset daerah?

Mencermati perkembangan yang terjadi saat ini, kita sangat prihatin sekali. hanya gara-gara penyerangan oleh FPI terhadap AKKBB, televisi swasta nasional telah mendramatisir kejadian tersebut menjadi sesuatu yang sangat luar biasa...padahal ini hanya kejadian biasa dan tidak usah terlalu dicemasi dan saya kira masih bisa ditangani oleh polisi kita secara profesional...hebat sekali televisi kita...kejadian tersebut telah menjadi sebuah kejadian luar biasa dan menjadikan pelakunya menjadi orang yang paling berbahaya...Ya Allah, ampunilah kami yang lemah ini.
sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah jika berita yang disajikan berbobot dan berimbang serta tidak berpihak...namun yang terjadi adalah adanya berita yang tidak berimbang...seolah-olah kita masyarakat kecil ini amat bodoh sekali...bangsa Indonesia sangat bodoh...sehingga disajikan berita yang sangat tidak bermutu. kita dialihkan dari masalah yang substansial, dari masalah yang sebenarnya, yaitu penodaan sebuah agama...silahkan sebuah kelompok memeluk sebuah kepercayaan atau agama apapun, tetapi jangan nodai sebuah agama yang sudah eksis...televisi swasta kita tidak memikirkan hal ini...kejadian seperti ini tidak berlangsung sekali ini saja, namun telah berlangsung lama sekali.
semua sepakat bahwa kita tidak setuju adanya sebuah anarkisme...namun apakah anarkisme itu adalah sebuah perbuatan fisik saja...?jawabannya adalah tidak...sebuah penodaan agama juga merupakan sebuah perbuatan anarkisme...hati ini merasa tersayat...ingat bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan...fitnah itu berjalan tidak secara fisik tetapi melalui ideologi...
hal lain yang dilakukan oleh televisi swasta kita adalah menyajikan sajian yang tidak berkualitas, seperti infotainment, artis-artis yang kebanyakan penuh dengan dosa, sinetron-sinetron yang juga kebanyakan sinetron2 busuk, kehidupan-kehidupan yang jauh dari realita dan semua kemunafikan dan kebohongan yang tidak mendidik...sehingga banyak anak kecil yang mestinya leluasa menonton televisi harus didampingi...ini sebuah pemborosan waktu dari perspektif ekonomi...
oleh karena itu saatnya televisi swasta nasional dihapuskan? saya kira sudah waktunya mengkaji hal ini...mudarat lebih banyak dari manfaat. memang ada juga televisi swasta yang tidak seperti diungkapkan di atas, namun yang jelas televisi yang jelek lebih banyak dari televisi yang bagus...

apa salahnya kita gairahkan televisi lokal...? semua menyajikan sumber daya lokal...sehingga kekuatan itu tidak hanya terletak dipusat...masyarakat daerah tidak akan berbondong-bondong lagi ke jakarta. ini akan mendorong masyarakat daerah untuk memikirkan dan mengekplorasi semua potensi yang ada...ketika potensi ini telah terekplorasi maka kewajiban kita semua untuk mengkompetisikan potensi tersebut secara nasional...ini jauh lebih bagus.

ini waktunya untuk memikirkan daerah...kita majukan daerah lewat televisi lokal...

anda setuju atau tidak?

wassalam,

keredhaan Allah SWT

3 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju bro .. TV terlalu mendramatisir semua kejadian .. insiden monas terlalu dibesar2kan, independensi TV nasional menurutku perlu dipertanyakan. btw, aku denger2, yang namanya berita buruk adalah berita baik di media. so pernahkan kita mendengar berita2 baik di TV? jangan mimpi. soal TV lokal. itu mesti dan harus! pernahkan berita daerah2 mendapat porsi yang berimbang dengan berita di kota utama indonesia?? (Jakarta, bandung, semarang, YK, surabaya, medan, makassar). saatnya TV lokal diberdayakan!

Anonim mengatakan...

thank u bro, u sangat mendukung dan sangat optimis sekali...

mari kita jalin silaturrahmi terus menerus.

benar apa yang dikatakan dosen I, bahwa kebanyakan di Indonesia ini, keputusan di ambil tidak berdasarkan rasio dan logika...tapi keputusan yang seenak perutnya (non-sense).

kewajiban kita semua untuk memberikan sedikit kontribusi untuk memperbaiki ini, sejauh apa yang bisa kita lakukan.

ahmadx mengatakan...

bisnis gratis yuk...tanpa resiko.klik disini