Cari disini...

Minggu, 09 Agustus 2009

Siapa Kaum Orientalist itu?

Apa dan siapa itu yang dinamakan kaum Orientalist? Apa tujuan mereka yang sebenarnya? Oriental berarti timur. Orientalist berarti orang-orang Eropa yang beragama Kristen yang berusaha menyelidiki dan mempelajari soal-soal ketimuran, umpamanya bahasa, adat-istiadat, agama-agama orang timur, terutama Agama Islam.

Orang timur yang dimaksud di sini ialah orang-orang Asia Afrika. sebagai dimaklumi dalam sejarah, bahwa orang-orang timur ini (Asia-Afrika) sedari lebih kurang 400 tahunan hingga sekarang hampir seluruhnya di jajah oleh orang Barat (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, dan lain-lain.

Sesuai dengan politik kolonial, disetiap negeri, penjajah itu dibentuk kelompok2 sarjana yang khusus mempelajari adat-istiadat orang timur, agamanya, tingkah lakunya, terutama orang2 timur yang dijajah masing-masing oleh mereka.

Dikeluarkan biaya yang sangat banyak untuk mengongkosi studi mereka, untuk membeli buku-buku dan kitab-kitab orang muslimin, sehingga mereka benar-benar menjadi seorang sarjana yang penuh, dengan arti kata secukup-cukupnya.

Mereka kadang-kadang lebih pintar dari ulama-ulama Islam dalam soal agama padahal mereka beragama Kristen. itula orang-orang dan sarjana-sarjana yang dinamai Orientalist. Tujuan dan guna orientalist ini adalah:

1. untuk mencari dan mengetahui kelemahan-kelemahan masyarakat Islam, kelemahan2 umat Islam, khsusnya kaum muslimin yang dijajah, guna diberikan advis kepada pemerintah mereka masing2 bagaimana cara menjajah dan menundukkan orang2 Islam buat selama-lamanya. tegasnya untuk kepentingan pemerintahan kolonial.

2. untuk mencari kelemahan2 yang ada dalam Islam, dalam Quran dan Hadis, dalam diri junjungan Nabi Muhammad SAW, dalam kerabat beliau, dalam diri sahabat2 beliau. andaikata kelemahan itu didapat maka diberikanlah kepada zending penyiar Kristen yang berada di negeri mereka masing2, akan dijadikan alasan untuk mengatakan dan menyiarkan kepada umum, bahwa Muhammad itu adalah Nabi palsu dan Quran itu buatan manusia semata-mata.

3. untuk berusaha dan berdaya upaya melemahkan Islam dari dalam, umpamanya menumpulkan ajaran Islam yang tajam-tajam, melunakkan ajaran Islam yang keras-keras, mengadu domba agar Islam sama Islam bercekcok dan bermusuhan, sehingga jalannya zending dan penjajahan menjadi lancar, tak ada yang menghambat dan menghalang-halangi. itulah tugas2 orientalist yang sebenarnya.
setiap negara yang mempunyai jajahan daerah Islam mempunyai kelompok Orientalist.

Sebagai contoh kita lihat Belanda. Belanda mempunyai Orientalist yang besar-besar, umpamanya:

1. Prof. Dr. Snouck Hurgronye (wafat: 1936; Snouck ini seorang orientalist yang besar dan ternama, Ia pandai sekali dalam agama Islam, tahu sekali adat-istiadat kaum muslimin, terutama Indonesia. beliau pernah menyamar masuk Mekkah sebagai Dokter mata beragama Islam dan bergelar Haji Abdul Gaffar. Ia di Mekkah pada tahun 1884-1885. Di Mekkah ia mempelajari bahasa Arab semahir-mahirnya, pandai mengartikan Quran dan Hadits, pandai mengaji tafsir. Ia belajar kepada ulama-ulama di Mekkah ketika itu. Ia kembali ke Indonesia dan pernah tinggal di Semarang, kawin di sana. Juga pernah tinggal di Aceh dan menyelidiki adat-istiadat kaum muslimin Aceh yang keras yang tidak mau tunduk kepada Belanda. Kemudian ia memberi advis kepada pemerintah kolonial Belanda bagaimana caranya menundukkan orang Aceh itu. Ia mengarang sebuah buku yang bernama "Atjehers" yang kemudian buku itu dipakai sebagai pedoman bagi pemerintahan kolonial Belanda dalam menjajah kaum Muslimin Aceh. dan ada juga bukunya yang bernama "Nederland en Islam"

2. Van der Plas; Beliau ini juga merupakan Orientalist besar juga. pada ketika tentara Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942 Van der Plas ini adalah anggota Raad van Indie di Betawi. Sesudah tentara Jepang menduduki Indonesia ia lari bersama pemerintahan kolonial Belanda ke Australia.
sesudah tentara Jepang menyerah, ia berusaha sehabis tenaganya untuk mengembalikan pemerintahan Belanda ke Indonesia. Ia banyak mengadakan hubungan-hubungan dengan ulama-ulama Islam dalam rangka supaya umat Islam menerima kembalinya Belanda ke Indonesia.

3. Juynbool (wafat 1861); Beliau ini ahli dalam ilmu fiqih, terutama fiqih Madzhab Syafi'i yang dianut oleh umat Islam Indonesia). Ia pernah menterjemahkan kita fiqih "Tanbih" karangan Abu Ishak as Syiraji kedalam bahasa Belanda. terjemahan itu sampai sekarang masih dipakai oleh Universitas-universitas Indonesia sebagai buku wajib dalam fakultas Hukum.

KH Siradjuddin 'Abbas

Tidak ada komentar: