Ada empat jalan yang mesti kita lewati didalam agama Islam. Jalan tersebut adalah:
1. Jalan Syariat
2. Jalan Thariqat
3. Jalan Hakikat
4. Jalan Ma'rifat
Jalan Syariat adalah jalan tubuh. berkaitan dengan rukun Islam yang lima. Syahadat, Shalat, Puasa,Zakat, dan Naik haji bagi yang mampu.
Jalan Thariqat adalah jalan hati. Allah tidak akan melihat bentuk, rupa, kaya, miskin manusia tetapi yang berharga dan dicintai oleh Allah adalah orang bersih hatinya dari segala penyakit yang dikandungnya.
Jalan Hakikat adalah berkaitan dengan jalan nyawa. man'arafa nafsahu fakad 'arafa rabbahu, siapa yang mengenal akan dirinya maka akan mengenal akan Tuhannya.
Jalan Ma'rifat adalah jalan sebenar jalan.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah bahwa umat kebanyakan baru sampai pada tahap jalan syariat, dan ironisnya malah mereka cenderung bertahan pada tingkatan jalan tersebut tidak terkecuali bagi mereka yang duduk diorganisasi-organisasi agama sekalipun lengkap dengan seperangkat gelar yang disandangnya sehingga tidak heran pada segala tataran kehidupan kita dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak umat melakukan apa yang disebut dengan kejahatan,korupsi, kolusi dan nepotisme yang kian hari kian merajalela. Lihatlah betapa umat karena saking rajin ibadahnya sehingga memunculkan tanda hitam dikeningnya, namun ini tidak menjamin bahwa orang tersebut bagus imannya karena hal tersebut baru hasil dari jalan syariat.
Kelak jika umat sampai pada jalan ma'rifat, maka akan fanalah barang sesuatu yang bersifat keduniaan, sehingga terbukalah pintu ijab yang mendinding kita dengan Allah SWT. Dengan begitu, tiada kenikmatan selain bertemu dengan Allah, tiada ketakutan selain takut kepada Allah. Jka sikap ini terealisasi pada semua tataran masyarakat maka akan selamatlah negara kita ini dari kondisi yang memang sedang carut-marut. Semua ini bisa dicapai jika kita telah menempuh jalan syariat, thariqat dan jalan hakikat, karena jalan ma'rifat ini merupakan buah dari pada jalan syariat, thariqat dan hakikat dan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipelajari.
Ini tidak berarti mengajak umat untuk memikirkan akhirat belaka. Kita bisa berpedoman kepada pesan Bung Hatta, bahwa jika padi ditanam rumput pasti tumbuh, tetapi jika rumput yang ditanam maka padi belum tentu akan tumbuh. Ambillah hal tersebut sebagai tauladan dan intropeksi kedalam bagi kita umat islam yang masih menganggap dirinya masih mempunyai akal.
Allahu bissawab
Padang, 25 September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar